DIM 74 RUU Rahasia Negara Diteruskan Ke Panja
04-05-2009 /
KOMISI I
Rumusan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) 74 Rancangan Undang-Undang Rahasia Negara disepakati untuk dibahas lebih lanjut di Panitia Kerja (Panja). Hal itu terungkap dalam Rapat Kerja Pansus RUU Rahasia Negara dengan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan jajaran BIN yang dipimpin Ketua Pansus Theo L Sambuaga di ruang rapat Komisi I, Gedung Nusantara II DPR, Senin (4/5).
“Penjelasan tertentu dalam DIM 74 mengenai bagaimana klasifikasinya untuk yang dirahasiakan dan yang tidak dirahasiakan akan dibawa ke Panja,†ujar Theo L Sambuaga
DIM 74 berkaitan dengan informasi yang berkaitan dengan alokasi dan pembelanjaan dan aset pemerintah untuk tujuan keamanan nasional.
“Informasi yang dirahasiakan mengenai berkaitan dengan alokasi anggaran dan perbelanjaan, saya kira hal ini bukan bagian dari rahasia Negara karena dalam penentuan anggaran perlu adanya transparansi,†kata FX Soekarno (F-PD).
Sementara itu Anggota Pansus dari F-PPP Tosari Widjaja menjelaskan bahwa rumusan DIM 74 dapat diterima bila dalam kondisi darurat. Bila dalam keadaan normal tidak perlu dirahasiakan.
“Rumusan ini dapat diterima kalau dalam kondisi darurat bukan dalam situasi aman dan ini merupakan rutinitas, aman dan rutinitas itu tidak perlu dirahasiakan.seperti anggaran perbelanjaan pertahanan. Dalam keadaan darurat dapat diterima rumusan ini,†tutur Tosari.
Dalam pertemuan itu 0. Juru bicara dari BIN Sutikno menjelaskan, aset-aset pemerintah sesungguhnya merupakan perangkat pertahanan atau alat-alat keamanan nasional, seperti kapal selam, jenis persenjataan. “Itu merupakan keadaan faktual yang tentunya perlu dirahasiakan karena pihak lain bisa menganalisis sejauh mana kemampuan kita dalam pertahanan,†katanya.
Agus menegaskan ada dua subtansi anggaran dan perbelanjaan yang tentunya mengikuti kaidah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang baik dalam keadaan bahaya atau dalam keadaan rutin. Aset yang tepat dalam keadaan perang atau damai mestinya dirahasiakan.
“Karena kalau aset yang tepat kekuatan nyata yang kita memiliki meskipun dalam keadaan damai tidak dapat dipertahankan kerahasiannya tentunya berkaitan kemampuan analisis memperkirakan kedayatahanan kita dalam menghadapai suatu serangan, apabila keadaan nyatanya diketahui pihak lain ini sesuatu kerawanan yang sangat sensitif dan kritis,†ujar Agus. (mh/vn)